• kuliah komputer | kuliah komputer di jambi ( i-tech )

    kuliah komputer | kuliah komputer di jambi ( i-tech )




    AlamatITech Course, Jl. Kiai H. Ahmad Dahlan No.1, Imopuro, Metro Pusat, Kota Metro, Lampung 34111
    Anda berkunjung 3 minggu yang lalu

    KULIAH KOMPUTER DI JAMBI ( I-TECH ) - Hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2018 baru diumumkan. Tak tidak tidak tidak banyak peserta yang gagal menjebol seleksi tersebut, salah satunya Puspa Murti Amudita. Lulusan di antara SMA negeri di Bandung ini memilih jurusan-jurusan Psikologi Universitas Padjadjaran (Unpad), Kedokteran Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Ekonomi Pembangunan Institut Pertanian Bogor (IPB).

    Ia tak menyerah. Seleksi Mandiri di sejumlah kampus negeri bakal ia ikuti, yakni di UNS Surakarta (Psikologi) dan Universitas Brawijaya (Farmasi). Jika ikhtiar kedua tersebut gagal lagi, opsi kuliah di perguruan tinggi swasta (PTS) bakal diambil.

    “Kalau swasta sih maunya masuk Psikologi Universitas Islam Bandung (Unisba). Dari kemarin-kemarin, kampus swasta tersebut yang jurusan Psikologi-nya cukup baik ,” ujarnya.

    Hal sama dirasakan oleh Abie Kanzy. Lulusan di antara SMA negeri di Jakarta tersebut tak sukses masuk ke Institut Teknologi Bandung (ITB) dan IPB, dua kampus negeri yang ia pilih dalam SBMPTN 2018. Seperti Puspa Murti Amudita, ia pun akan mengupayakan ikut Seleksi Mandiri demi satu kursi di kampus negeri dambaannya. Bila Seleksi Mandiri tidak berhasil ditaklukkan, ia dihadapkan pada dua pilihan: ikut SBMPTN tahun depan atau masuk kampus swasta.

    Baginya, masuk sekolah swasta sebetulnya bukanlah masalah, namun orangtuanya bercita-cita ia masuk kampus negeri. Maka, ia pun berusaha menembus PTN.

    “Kalau swasta sih inginkan masuk Atma Jaya jurusan Kedokteran,” katanya.

    Jika Puspa Murti Amudita dan Abie Kanzy baru tidak berhasil sekali, Irfan Nurfauzan justeru sudah dua kali tak lolos seleksi PTN. Tahun 2017, ia tidak berhasil masuk ke UPI dan Unpad. Tahun ini, alumni SMA Negeri 25 Bandung tersebut tak sukses masuk ke Unpad dan Universitas Brawijaya.

    Setahun belakangan, ia sebetulnya telah kuliah di UPI jurusan Pariwisata lewat jalur Seleksi Mandiri, tapi sebab merasa tak cocok, ia kesudahannya ikut lagi SBMPTN tahun 2018. Setelah gagal guna yang kedua kalinya, ia berangan-angan memilih pindah ke Unisba, kampus swasta di Bandung.

    Selain kemauan mereka sendiri, keputusan ketiga alumni SMA itu untuk mengekor SBMPTN 2018 didorong oleh asa orangtua. Di samping pertimbangan biaya—secara umum ongkos PTN lebih murah—anggapan bahwa alumni PTN lebih bermutu berbobot | berbobot | berkualitas dan lebih cepat terserap lapangan kerja dibanding alumni PTS, menjadi alasannya.

    “Yang kesatu hal orangtua pun yang tentu inginnya masuk PTN, ya barangkali untuk ke depannya bila lulusan negeri tersebut peluang kerjanya lebih tidak tidak tidak sedikit dilirik sama perusahaan,” ujar Irfan Nurfauzan.

    Kampus swasta sekitar ini memang sering dijadikan opsi terakhir sebanyak besar calon mahasiswa di Indonesia. Faktor ongkos dan bayang-bayang masa depan yang lebih baik sebab digembleng di lembaga edukasi terbaik tidak jarang kali menjadi pertimbangan utama.

    Yoga misalnya. Alumni Universitas Komputer (Unikom) angkatan 2007 tersebut sebelumnya pernah mengupayakan masuk ITB, namun gagal.

    “Sebenarnya surat undangan dari Unikom telah diterima sebelum ujian Saringan Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Ya, kesudahannya jadi bikin cadangan aja,” ujarnya.

    Hal serupa pun diungkapkan oleh Fathonil Aziz, lulusan Universitas Maranatha angkatan 2014. Setelah tahun sebelumnya gagal menjebol Universitas Airlangga, tahun berikutnya ia menyimpulkan untuk kuliah di di antara kampus swasta di Bandung tersebut.
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar